Dalam Namamu Ada Doa Orang Tua
Nuha dan Faldi sedang bermain kelereng di lapangan. Tiba-tiba datang Andre, Herman, dan Kueri dengan sepeda masing-masing. Mereka berputar-putar di lapangan sambil berteriak,” Ua…!Ua…! Jreng! jreng! Faldot!...Faldot!...jreng! jreng!” Lalu ketiganya terbahak-bahak. “Eh, Kueri! Herman!Lihat, cara mereka main kelereng, masa main kelereng begitu? Faldo! Faldot! Mainnya ngak begitu! Ua! Ua! Kamu juga salah,tuh!” Andre mengejek permainan Faldi dan Nuha. “Ya…namanya juga anak kecil, belum bisa main. Cara ngetek kelerengnya aja begitu.” Herman menambahkan sambil tertawa-tawa. Kueri juga ikut bicara,” Paldot! Ua!…kelereng kalian banyak ya, aku minta, dong!” Dengan ragu ragu Faldi mendekati Kueri dan memberikan beberapa kelerengnya. “Masa cuma lima, dasar pelit!” Kueri membentak Faldi “Hai, sudah! kita pergi saja.Lihat tuh, Paldot dan Ua sudah mau nangis. Hu..hu.huuuu”ejek Andre. “Dasar Paldot cenggeng…ngeng! ngeng..! Lihat ! Ua juga mau nagis tuh, Uaaa!…Uaaa! Uaaa!....... nagisnya kaya bayi…..k