Ruang Pengap Segi Empat

dudukku di sini
amati ruang pengap segi empat
temaram lagi kusam
debu rokok kotori meja
asap candu racuni udara
tinggalkan sisa-sisa kenikmatan
membakar dingin, gairahkan malam

panggung kecil di sudut setia menemani
lagu biduan tinggalkan jejak ilusi
alunan denting-denting gelas bartender
derai tawa tuan, nyonya, dan nona bercampur
aroma tiap tetes arak, bir, wiski, dan vodka
adalah pelepas dahaga kehampaan jiwa
alir darah merah kotor ternoda

mataku berkeliling…….
terpekik senyum sinis
lukisan besar pemanis
sepasang penari erotis
meliuk, melilit, tubuh ramping dara
terbenam dalam dekapan sang pria
bangkitkan nafas-nafas nafsu
gelorakan birahi, kalahkan tembok kemurnian kalbu

pikirku melayang ….
tatkala mentari mulai terbenam
mungkinkah anak-anakku jadi tamu ruang pengap ini ?
tidak! Tempatmu bukan di sini!
ruang pengap segi empat biarkan di sini
sementara kalian anak-anakku
ruanganmu hanya di kelasku


( RetnOEtami. Bontang, 13 Maret 2008. Memori Equator, untuk Ibu Dosen )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Puisi "Pengabdian Tanpa Titik"

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung