Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 21, 2009

ESAI: PROGRAM EDUTRENDI-BULOG

Wujudkan Mimpi Bulog Mulai dari Sekolah Mendengar kata Bulog, saya teringat masa Orde Baru. Rasanya dulu nama Bulog begitu dekat. Terus terang saja yang teringat dari kata Bulog adalah nama kabulog masa Orde Baru, yaitu Bustanil Arifin atau Beddu Amang. Kedua orang ini mempunyai ciri-ciri fisik yang sama, yang selalu diingat, yaitu berkepala botak. Bagi orang seusia saya, sosok dan nama itu sudah demikian melekat. Mungkin karena beliau terlalu lama menjabat atau memang hanya nama itu saja yang diingat. Mendengar kata Bulog, yang terbayang adalah sebuah gudang besar yang di dalamnya terdapat bertumpuk bahan sembako seperti : beras, gula, terigu, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya. Menjelang hari raya seperti Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, Kabulog akan muncul di televis memberikan penjelasan bahwa stok sembako untuk sekian bulan ke depan aman. Kata “aman” ini pasti bertujuan menentramkan masyarakat Indonesia. Sayang di sayang, kata aman itu hanya di bibir saja. Pada kenyataannya