Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2009

DICARI RIMBAWAN SEJATI DEMI HUTAN LESTARI

DICARI RIMBAWAN SEJATI DEMI HUTAN LESTARI Taman Nasional Kutai (TNK) adalah sebuah taman nasional yang terletak di wilayah kabupaten Kutai Timur dan sebagian kecil wilayah Kota Bontang yang memiliki lahan seluas 198.629 ha. Memasuki tahun 2000-an wilayah TNK yang masih benar-benar asli sudah jauh berkurang. Sejak keberadaanya TNK memang tidak pernah lepas dari konflik berbagai kepentingan. Pembalakkan liar terus berkelanjutan seiring melemahnya penegakan hukum. Bahkan pemberian izin investasi pada akhirnya memperparah kerusakan TNK. Masalah yang mengelilingi hutan Indonesia, khususnya TNK seperti lingkaran setan yang tak habis-habisnya. Satu masalah ditangani, masalah lain belum selesai, kemudian masalah baru muncul . Penyelesaian masalah hutan di Indonesia harus terintegrasi. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Semua pihak harus punya niat yang sama untuk melestarikan hutan. Jangan ada kepentingan pribadi atau kelompok yang ingin untung sendiri. Masalah yang menggelayuti TNK sangat
Belajarlah dari Alam Belajarlah dari alam, karena alam akan mengajarkan segalanya. Demikian sebuah kalimat yang sejak dulu pernah kita dengar hingga sekarang. Ya...,manusia dalam menjalankan hidupnya juga meniru alam. Lihatlah bagaimana manusia masa lalu yang memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kulit binatang dipakai untuk menghangatkan badan, seperti beruang yang menghangatkan diri dengan bulunya yang tebal dan gua yang hangat selama musim dingin. Kini manusia dapat terbang dengan pesawat seperti elang yang dengan gagah mengangkasa di langit biru. Bendungan yang kita kenal sekarang ternyata sangat mirip dengan bendungan yang dibuat oleh berang-berang yang akan membuat rumah/sarang di dalam sungai. Pendek kata Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk dimanfaatkan manusia bagi kelangsungan hidupnya. Alam adalah sahabat manusia. Kenyataan kini berbalik, alam tidak lagi bersahabat dengan manusia. Bukan alam yang berkhianat pada manusia, tapi manusialah yang tak lagi memanfaa

Peran PKT :Mewujudkan Objek Wisata Kota Bontang

Peran PKT dalam CSR Mewujudkan Objek Wisata Kota bagi Masyarakat Bontang Bontang adalah kota industri dan jasa. Sebagian besar penduduknya adalah pekerja, baik sebagai PNS, karyawan BUMN, karyawan swasta, pedangan, petani, dan nelayan. Kesibukan aktivitas masyarakat Bontang sangat padat dan cepat. Oleh sebab itu masyarakat Bontang membutuhkan objek wisata kota untuk menyegarkan pikiran dan memulihkan tenaga. Selain itu, wisata kota juga menjadi sarana bercengkrama dan berkumpul bersama anggota keluarga. Mengapa objek wisata kota? Karena objek wisata kota ini dekat dan mudah. Untuk mencapainya tidak dibutuhkan waktu dan jarak tempuh yang lama dan melelahkan. Sehingga keluarga, terutama anak-anak tetap merasa nyaman dan aman. Saat ini, di Bontang sudah ada objek wisata kota yang dikelola oleh PKT. Objek tersebut adalah Danau Permai, Taman Cibodas, dan Kolam Pemancingan Arwana. Memang apa awalnya objek ini dibuat untuk keluarga besar PKT. Kenyataannya objek wisa

Realisasi CSR PKT: Geliatkan Pariwisata Bontang

Realisasi CSR PKT: Geliatkan Pariwisata Bontang Kepedulian perusahaan besar seperti PT. Pupuk KALTIM (PKT) Bontang terhadap perkembangan dan kesejahteraan masyarakat kota TAMAN ini sudah terbukti. Kepedulian sosial PKT kepada masyarakat Bontang diwujudkan dengan menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR), dengan mengembangkan Program Community Development (COMDEV). Pelaksanaan program ini lebih difokuskan kepada masyarakat Bontang dan Kaltim. Program yang bersifat bantuan langsung diwujudkan melalui bidang sosial, misalnya memberikan bantuan kepada korban kebakaran yang terjadi pertengahan Juni lalu di RT 38 dan RT 39 Loktuan,Bontang Utara. Bantuan tersebut senilai Rp165 juta. Dalam bidang pendidikan dibuktikan dengan memberikan bantuan pembuatan sarana olah raga berupa lapangan basket kepada Yayasan Pendidikan Loktuan (YPL) senilai Rp 83 juta. Sedangkan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) diwujudkan dengan memberikan pinjaman permodalan (Berita Redaksi,

PERAN PKT

Peran PKT Dambaan Saya : Menghasilkan Pebisnis Muda yang Handal di Kota Bontang Anda pernah nonton film Naga Bonar Jadi 2 ? Film tersebut harus kita akui memang penuh makna dan gambaran hidup kekinian. Dalam film tersebut ada suatu gambaran sekelompok muda yang eksis dalam dunia bisnis moderen, yang ditandai dengan skala bisnis yang besar dengan jaringan internasional, kemampuan berkomunikasi yang handal sehingga mampu melekukan presentasi dan loby bisnis yang hebat ditambah dengan kemampuan penguasaan teknologi informasi global. Dalam dunia nyata, mungkin Anda mengenal Sandiaga Uno dengan Recapital Group-nya atau Edwin Soeryadjaya dan Beny Subianto dengan Saratoga Group-nya dan banyak lagi anak-anak muda yang menggeluti dunia bisnis modern. Saat ini kita lihat anyak sekali perguruan tinggi baik negeri atau swasta yang membuka program-program studi bisnis. Itulah yang dimaksud dengan kondisi riil yang berlaku saat ini dan akan terus berlanjut. Penulis memperkirakan mulai tahun 2010 dun

ESAI: PROGRAM EDUTRENDI-BULOG

Wujudkan Mimpi Bulog Mulai dari Sekolah Mendengar kata Bulog, saya teringat masa Orde Baru. Rasanya dulu nama Bulog begitu dekat. Terus terang saja yang teringat dari kata Bulog adalah nama kabulog masa Orde Baru, yaitu Bustanil Arifin atau Beddu Amang. Kedua orang ini mempunyai ciri-ciri fisik yang sama, yang selalu diingat, yaitu berkepala botak. Bagi orang seusia saya, sosok dan nama itu sudah demikian melekat. Mungkin karena beliau terlalu lama menjabat atau memang hanya nama itu saja yang diingat. Mendengar kata Bulog, yang terbayang adalah sebuah gudang besar yang di dalamnya terdapat bertumpuk bahan sembako seperti : beras, gula, terigu, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya. Menjelang hari raya seperti Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, Kabulog akan muncul di televis memberikan penjelasan bahwa stok sembako untuk sekian bulan ke depan aman. Kata “aman” ini pasti bertujuan menentramkan masyarakat Indonesia. Sayang di sayang, kata aman itu hanya di bibir saja. Pada kenyataannya