Bermula dari Karmina Sampailah pada Jamilah
Ibarat sebuah pohon, bahasa adalah sebuah hasil budaya yang senantiasa berkembang. Adakalanya perkembangan itu masih menampakkan, masih menyimpan jejak bentuk asalnya. Namun, adakalanya perkembangan itu melesat cepat, hingga tak ada tilas yang dapat dilacak dengan segera. Adakalanya perkembangan itu berjalan bagaikan jalannya seekor penyu di pasir pantai, pelan dan jelas jejaknya. Sebutlah sebuah contoh, perjalanan sebuah kata "bibi" yang makna dasarnya mengacu pada seorang perempuan adik ibu atau ayah kita. Entah seberapa panjang dan lama prosesnya, "bibi" berubah menjadi "bibik" yang mengacu pada seorang perempuan dengan profesi sebagai pembantu rumah tangga. Pikiran awam kita pun tergoda untuk menelusurinya. Barangkali begini kisahnya. Ketika hubungan antara para majikan dan pembantu terjalin mesra, ada upaya dari para majikan itu untuk menganggap para pembantu sebagai bagian dari keluarganya. Maka tidaklah sopan rasanya jika anak-anak para majikan itu