cerpen: Kisah Sajadah
KISAH SAJADAH HIJAU ADIK AUFAR Sajadah biru milik abang Syawal dan sajadah merah milik ayah sudah senyum-senyum gembira. Seperti biasa Ayah akan melaksanakan shalat Jumat di masjid dan abang Syawal pasti akan ikut juga. Melihat kegembiraan sajadah biru dan merah, sajadah hijau tampak tak senang, “Enak, ya, kamu… sajadah biru dan merah, sering dibawa sholat ke masjid. Sedangkan aku, jarang sekali. Aku lebih sering berada di keranjang ini sendirian. Sajadah merah milik ayah pergi, sajadah kuning milik ibu juga sering dipakai. Cuma aku saja yang sering di keranjang ini!” Sajadah hijau mulai merajuk menyampaikan isi hatinya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Abang Syawal sudah rapi dengan baju kokonya, siap ke masjid. Diambilnya sajadah biru, dilipat dengan rapi. “Yah, sajadah ayah sudah Abang ambilkan!” suara Abang yang meninggalkan kamar semakin membuat sajadah hijau bersedih. Ia menangis meratapi kesendiriannya . “Jangan nangis hijua….’kan