SAHABAT

Setiap orang pasti punya teman, tetapi jika ditanyakan apakah punya sahabat? Jawabannya pasti belum tentu ada.
Sahabat adalah orang yang paling dekat, paling kita kenal dan bisa mengerti diri kita. Jika kita mengakui seseorang sebagai sebagai sahabat kita, maka dia pun harus mengakui kita sebagai sahabatnya. Sahabat adalah hubungan timbal balik dua belah pihak.

Dua orang yang bersahabat tidak selalu harus dari dua karakter yang sama. Justru yang berbeda karakter itulah bisa saling mengisi dan melengkapi. Sedekat-dekatnya sahabat bukan berarti tidak pernah berselisih. Kecenderungan perselesihan sesaat ini sangat mungkin terjadi bagi dua orang yang bersahabat.

Persahabatan tidak selalu terjalin dengan sejenis dengan lawan jenis pun bisa saja terjadi. Laki-laki bersahabat dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan perempuan. Dalam bersahabat membutuhkan kesabaran, pengertian, pengorbanan, dan tidak mungkin juga ada kebohongan . Kebohongan disini hanya sesaat saja. Hingga akhirnya harus dibuka dan dibicarakan bersama. Ada tawa, canda, dan tangis air mata menjadi pemanis sebuah persahabatan.

Persahabatan laki-laki dan perempuan terkadang berakhir dengan kebencian dan permusuhan. Hal ini terjadi jika salah satu pihak sudah tidak lagi ingin menganggap sahabatnya sebagai sahabat tetapi menginginkannya sebagai "kekasih". Nah, kemungkinan ini bisa saja terjadi. Seperti kata orang Jawa "Witing Tresno Jalarane Soko Kulino". Jatuh cinta dapat terjadi karena selalu bertemu dan berinteraksi. Kondisi seperti ini sangat tidak nyaman. Dua pihak harus memilih tetap jadi sahabat, jadi sepasang kekasih, atau yang paling ekstrim jadi saling membenci. Kalau sudah begini persahabatan hanya bisa dikenang.

Jadi kalau setiap orang belum tentu punya sahabat, maka berbahagialah mereka yang mempunyai sahabat. Kita tidak akan pernah tahu keasyikan bersahabat kalau tidak pernah mengalaminya. Yang jelas jika seseorang pernah mempunyai sahabat maka akan bertambah pula wawasannya tentang pergaulan dengan manusia lebih mengenal siapa dirinya.

Jika Anda sudah kehilangan sahabat Anda maka kenanglah ia dengan senyum kebahagian. Jika Anda masih mempuyai sabahat maka jagalah ia agar tetap berada di samping Anda.
Jika sahabat Anda ada tetapi jauh di sana maka tetaplah jalin komunikasi jarak jauh. Jika tidak mungkin maka simpan di hati dan doa Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Puisi "Pengabdian Tanpa Titik"

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung