Opiniku

Jadilah Guru, Ibu/Bapak, dan Sahabat bagi Anak Didik Kita

Guru Jutek! Guru Galak! Guru Bete! Guru Killer!.... jika Anda sebagai guru, pernahkah mendapat panggilan dari anak-anak seperti ini? Betapa mengerikannya dunia pendidikan kita jika gurunya seperti ini. Bagaimana bisa anak-anak belajar dan menerima pelajaran dengan baik jika berhadapaan dengan wajah guru seperti ini? Pernahkah Anda bercermin bagaiman wajah Anda ketika masuk ke kelas?

Hal terpenting dari proses belajar mengajar di kelas adalah interaksi antara guru dan siswa yang berjalan dengan baik. Interaksi tersebut dapat berjalan dengan baik jika keduanya sudah menunjukkan tanda-tanda siap menerima. Guru siap menerima siswa dan siswa siap menerima guru. Sebagai guru, orang yang lebih dewasa dari anak didik kita, tak salah jika semua dimulai dari diri guru. Mulailah masuk kelas dengan senyum,sapa, dan wajah menyenangkan bagi siswa. Diharapkan siswa pun akan menerima kehadiran kita di kelas dengan menyenangkan. Jika hati guru dan siswa sudah senang, itu adalah awal yang baik untuk memberi dan menerima pelajaran. Diharapkan hingga akhir, proses belajar dan mengajar berjalan dengan baik pula.

Ada sebuah teori pengajaran yang menyatakan bahwa belajarlah dengan senang, belajar itu harus menyenangkan. Nah, sudahkah Anda tersenyum menyambut anak-anak didik Anda?

Sebagai guru harus dapat menjalani tiga peran sekaligus bagi anak didik kita, yaitu:

Pertama, sebagai guru Anda harus menjadi seorang guru yang professional di bidangnya. Ia harus mampu menguasai ilmu yang diajarkan pada anak didiknya. Jika Anda guru Bahasa Indonesia, maka Anda haruslah seorang yang secara formal lulusan ilmu Bahasa Indonesia, bukan lulusan ilmu musik, sejarah,atau olah raga. Bisa kacau jika Anda lulusan ilmu tataboga atau lulusan ilmu geologi harus dipaksakan mengajar ilmu Bahasa Indonesia. Anak didik Anda bisa-bisa tersesat. Ilmu terus berkembang, maka seiring sejalan Anda juga terus belajar mengasah ilmu Anda, melatih diri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Berikanlah ilmu Anda itu dengan sebaik-baiknya, dengan tulus, sehingga jika anak didik Anda bisa dan berhasil, maka itulah amal jariah kita yang kita tanam untuk hidup kita kelak.

Kedua, sebagai guru Anda harus dapat menjadi Ibu / Bapak buat mereka. Tugas guru bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik mental, pribadi, akhlak, dan kepekaan mereka akan lingkungannya. Sebagai guru, Anda adalah orang tua anak-anak didik kita di sekolah. Sebagai orang tua, guru harus dapat memberikan bimbingan dan tuntunan yang kelak berguna bagi bekal hidupnya di kemudian hari. Berikan kasih sayang Anda, maka mereka akan merasa tenang dan nyaman dalam belajar. Kenali mereka bukan hanya sebatas namanya saja. Kenali mereka hinga sikap, sifat, dan hatinya. Berikan doa dan restu kita agar hubungan batin lebih terjaga.

Ketiga, sebagai guru Anda dapat menjadi teman bahkan sahabat bagi anak didik Anda. Rasakanlah kesedihan, kesulitan, atau kegembiraan mereka. Biarkan mereka dapat dengan jujur mengungkapkan isi hatinya. Cobalah untuk mengerti bahasa mereka. Bahasa anak-anak, yang berbeda dengan orang tua. Zaman kita, para guru jauh berbeda dengan masa kehidupan anak-anak didik kita, cobalah untuk menjadi bagian dari dunia mereka itu.

Bisakah kita menjadi ketiganya??

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Puisi "Pengabdian Tanpa Titik"

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung