PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS









PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
ANGKATAN IV TAHUN 2011



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN NOVEL REMAJA
DENGAN STRATEGI PEMETAAN CERITA
(STORY MAPPING STRATEGY)
PADA SISWA KELAS 8A
SMP YAYASAN PUPUK KALTIM BONTANG
TAHUN 2011-2012

Disusun oleh:

RETNO UTAMI, S.Pd
11-1663-156-1-0201
KELAS B-6
SAMARINDA, 15-25 AGUSTUS 2011


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki ruang lingkup yang mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut diajarkan di setiap jenjang dengan tingkat kesulitan dan kompleksitas yang berjenjang pula. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterampilan yang bersifat reseptif dan keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif.
Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas 8 adalah kemampuan membaca pemahaman. Bahan bacaan untuk pembelajaran membaca pemahaman, sesuai KTSP adalah bahan bacaan nonsastra dan bahan bacaan sastra. Bahan bacaan nonsastra dapat berupa laporan, tajuk, artikel, dan sebagainya. Sedangkan bahan bacaan sastra dapat berupa puisi, cerpen, atau novel.
Proses pemahaman terhadap bahan bacaan sastra dan bacaan nonsastra tentulah tidak sama. Bacaan nonsastra lebih bersifat faktual sehingga tidak memerlukan interpretasi terhadap isi bacaan, tidak harus melibatkan kesensitifan rasa. Sedangkan bacaan sastra lebih bersifat fiksi, sehingga untuk memahaminya membutuhkan kesensitifan rasa dan imajinasi yang lebih. Dengan perbedaan proses pemahaman tersebut siswa mengalami hambatan dalam memahami bacaan sastra, khususnya novel.
Pembelajaran membaca pemahaman novel masih mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut berasal dari siswa maupun guru. Minat siswa untuk membaca novel masih rendah karena untuk membaca novel dibutuhkan waktu yang cukup panjang karena ketebalannya. Jika siswa memang kurang atau tidak gemar membaca, maka langkah awal untuk memahami isi novel itu sudah terhambat. Bagaimana mungkin dapat memahami isi novel jika tidak dibaca? Hambatan lain untuk memahami sebuah novel adalah karena novel adalah karya sastra yang sangat kompleks. Untuk memahami sebuah novel berarti siswa harus dapat mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik secara lengkap. Setelah itu dapat menghubungkan keterkaitan setiap unsur dengan benar. Siswa harus dapat memahami alur novel yang mungkin saja sangat rumit. Membaca novel juga membutuhkan interpretasi dan imajinasi yang lebih. Agar isi atau alur cerita dapat dinikmati dengan baik, dibutuhkan kepekaan rasa. Untuk itu semua kemampuan membaca pemahaman novel juga sangat kompleks seperti unsur-unsur novel di dalamnya.
Hambatan yang dialami siswa adalah akibat dari hambatan guru yang mengajarkan materi membaca novel dengan strategi yang konvensional. Selama ini guru hanya menugaskan siswa membaca novel di rumah. Setelah itu siswa diminta untuk menuliskan laporan sebagai bukti konkret bahwa mereka sudah membaca novel tersebut dalam bentuk catatan deskripsi/uraian tentang unsur-unsur intrinsiknya. Setelah itu tugas dikumpulkan sebagai projek akhir. Celakanya hasil kerja siswa tersebut tidak diberikan unpan balik, sehingga kemampuan siswa dalam pemahaman membaca novel tersebut tidak dapat diukur. Hal ini terus berlanjut sehingga kemampuan membaca pemahamn novel siswa pun tidak terasah dengan baik.
Untuk mengatasi hambatan yang dialami siswa seperti paparan di atas, sangatlah bijaksana jika guru mencari dan menggunakan cara-cara yang mudah dan kreatif dalam pembelajaran memahami isi sebuah novel. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah strategi pembelajaran membaca pemahaman novel yang konvensional tersebut dengan strategi pembelajaran yang inovatif. Salah satu strategi pembelajaran membaca pemahaman sebuah novel yang inovatif tersebut adalah strategi pemetaan cerita (Story Mapping Strategy). Mungkin saja strategi ini masih belum popular bagi guru di Indonesia. Hal ini ditandai dengan sulitnya mendapatkan referensinya dalam bahasa Indonesia. Tetapi bagi para guru di luar negeri strategi pemetaan cerita ini sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Mengapa strategi pemetaan cerita yang dipilih untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran membaca pemahaman novel? Karena stategi diduga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi novel. Strategi pemetaan cerita dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk menjabarkan kerangka novel dan mengidentifikasi unsur-unsur cerita. Strategi pemetaan cerita dapat membantu siswa dalam kemampuannya mengorganisir informasi dan ide-ide lebih efisien sehingga memudahkan pemahaman. Dengan strategi ini siswa tidak lagi mencatat atau mendeskripsikan secara naratif, tetapi menggunakan bagan, peta, atau gambar petunjuk yang lebih memperjelas unsur-unsur cerita dan hubungannya. Strategi pemetaan cerita ini juga memungkinkan prinsip siswa aktif dan kreatif selama pembelajaran karena siswa akan membuat peta cerita yang paling mudah untuk memahami unsur-unsur cerita. Di dalam peta cerita selain struktur cerita berupa bagan, dapat pula dilengkapi dengan gambar-gambar, bentuk lainnya, atau warna-warni yang memudahkan orang lain untuk memahami peta cerita novel tersebut tanpa harus membaca novelnya. Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut, maka strategi pemetaan cerita ini diprediksi dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman novel menjadi lebih menarik, inovatif, aktif dan kreatif. Jika proses belajarnya sudah meningkat maka pada akhirnya dapat pula meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Novel Remaja pada Siswa Kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang” perlu segera dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, penelitian dirumuskan sebagai berikut,
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8 SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?
3) Bagaimanakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8 SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?
4) Apakah Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?
5) Apakah Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut
a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang.
c. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran dengan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang.
d. Mendeskripsikan keberhasilan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?
e. Mendeskripsikan Keefektifan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8A SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang?

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Siswa
Siswa diharapkan memanfaatkan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman novel remaja.
b. Manfaat bagi Guru
Guru dapat memanfaatkan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy) dalam pembelajaran membaca pemahaman novel remaja pada siswa kelas 8 lainnya. Dengan melaksanakan strategi ini proses pemelajaran akan sesuai dengan prinsip pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menantang (PAIKEM) dan juga lebih atraktif, inspiratif, dan motivatif (PAIMO) sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswanya dalam memahami unsur-unsur novel remaja yang dibacanya.
c. Manfaat bagi Sekolah
Peningkatan pembelajaran sebagai hasil dari pemanfaatan Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategi) memudahkan sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).








BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy)
Teori-teori yang berkaitan dengan strategi pemetaan cerita ternyata cukup sulit diperoleh. Peneliti sudah berusaha mencari dengan bantuan media internet. Ternyata sebagian besar referensi masih dalam bahasa asli/bahasa Inggris. Sehingga harus penulis terjemahkan dulu sesuai kemampuan penulis atau dibantu dengan penterjemah.
1. Teori Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy)

a. Hakekat Strategi Pemetaan Cerita (Story Mapping Strategy)
Strategi Pemetaan Cerita adalah strategi yang menggunakan grafik/pengorganisasian untuk membantu siswa menemukan unsur-unsur dari sebuah buku atau cerita. Dengan mengidentifikasi karakter cerita, plot, setting, masalah dan solusi, siswa membaca dengan seksama untuk mempelajari detail. Ada berbagai jenis cerita penyelenggara peta grafis. Fokus yang paling dasar pada awal, tengah, dan akhir cerita. Penyelenggara lebih maju lebih fokus pada sifat plot atau karakter. ( sumber: http://www.readingrockets.org/strategies/story_maps)
Sebuah pemetaan cerita adalah penggambaran cerita visual dari pengaturan atau urutan peristiwa besar dan tindakan karakter cerita. Prosedur ini memungkinkan siswa untuk menghubungkan peristiwa cerita dan untuk melihat struktur dalam pilihan sastra. Dengan berbagi interpretasi pribadi dari cerita melalui ilustrasi, siswa meningkatkan pemahaman dan apresiasi mereka terhadap cerita. Peta cerita dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mendongeng atau menceritakan kembali, dan sebagai garis untuk menulis cerita.
(Sumber:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/storymapping/index.html.)
Story Mapping Strategy: This sample worksheet provides a model of a strategy which can help students who struggle to understand each of the individual elements of a story or written text. Many typical workbook exercises from reading texts ask a young student to "locate the main idea" and the "supporting details." Finding such information requires students to be capable of thinking about the function of parts of the story in addition to the actual reading of words and ideas. This can be very challenging for students with reading disabilities, as they have to wrestle with the actual decoding and then have to understanding each sentence as a complete idea. This worksheet helps to reveal the unwritten or hidden elements of a story's structure. It is an example of what can be developed, and it is intended as a working model. (sumber: http://www.hishelpinschool.com/learning/storymap.html)


Strategi Pemetaan Cerita : Ini lembar sampel memberikan model strategi yang dapat membantu siswa yang berjuang untuk memahami masing-masing elemen individual dari sebuah cerita atau teks tertulis. Banyak buku latihan khas dari membaca teks meminta seorang mahasiswa muda untuk "menemukan gagasan utama" dan "rincian yang mendukung." Mencari informasi tersebut menuntut siswa untuk mampu berpikir tentang fungsi bagian-bagian dari cerita di samping pembacaan yang sebenarnya dari kata-kata dan ide. Ini dapat sangat menantang bagi siswa dengan ketidakmampuan membaca, karena mereka harus bergulat dengan decoding aktual dan kemudian harus memahami setiap kalimat sebagai ide yang lengkap.. Lembar kerja ini membantu untuk mengungkapkan unsur-unsur tertulis atau tersembunyi struktur cerita. Ini adalah contoh dari apa yang dapat dikembangkan, dan itu dimaksudkan sebagai model kerja.



2. Tujuan Pemanfaatan Strategi Pemetaan Cerita
Tujuan pemanfaatan pemetaan cerita adalah untuk: (1) meningkatkan kemampuan interpretatif siswa dengan memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan karakter cerita, peristiwa dan pengaturan, (2) untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pilihan dengan mengorganisir peristiwa cerita utama (3) untuk mengembangkan perasaan siswa dari cerita yang akan membantu bercerita, menceritakan kembali dan menuliskan kembali, (4) untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa cerita karakter dan kejadian saling terkait.
Pemetaan cerita dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi novel. Pemetaan cerita memberikan kemudahan kepada siswa untuk menjabarkan kerangka mengidentifikasi unsur cerita. Pemetaan Cerita dapat membantu siswa dalam kemampuannya mengorganisir informasi dan ide-ide efisien.

3. Bagaimana Langkah-Langkah Menggunakan Strategi PemetaanCcerita
Langkah-langkah konkret memanfaatkan pemetaan cerita:
(1) diskusikan dahulu komponen utama/unsur-unsur intrinsik apa yang ingin dipetakan dari sebuah novel
(2) menyediakan setiap siswa sebuah peta cerita (dalam bentuk bagan, diagram, atau bentuk lainnya) yang masing kosong dan contoh bagaimana cara menyelesaikannya/melengkapi peta tersebut
(3) setelah siswa membaca sebuah novel, mintalah mereka melengkapi peta cerita tersebut ataus setelah membaca mereka harus mengisi setiap bagian yang hilang.
( sumber: http://www.readingrockets.org/strategies/story_maps)



4. Tahapan pemanfaatan strategi pemetaan cerita adalah sebagai berikut:
(1) mengenalkan pemetaan cerita sebagai aktivitas kolaboratif
(2) perkenalkan strategi ini menggunakan cerita dengan plot rumit
(3) doronglah siswa untuk memvisualisasikan karakter, pengaturan dan peristiwa
(4) diskusikan dan grafik karakter utama dan kejadian cerita
(5) tinjau bagan, memfokuskan perhatian siswa pada urutan kejadian utama
(5) tekankan apa yang terjadi pertama, selanjutnya, dan kemudian. . . . . . .
(6) siswa menyepakati urutan peristiwa yang didaftar, nomor ini secara berurutan,
(6) individu atau kelompok masing-masing bisa menggambarkan satu peristiwa cerita,
(7) tampilan ilustrasi selesai dalam urutan pola atau kerangka dapat digunakan untuk
menceritakan kembali cerita
(8) siswa dapat menceritakan kembali cerita untuk kesenangan mereka sendiri, untuk pasangan, untuk sebuah kelompok kecil atau kelas
(9) Ilustrasi cerita dapat ditampilkan dalam vertikal atau urutan horisontal, dalam pola melingkar atau sebagai jejak berliku bahwa jejak pergerakan karakter
(10) setelah siswa menjadi akrab dengan prosedur ini, mereka dapat membuat urutan ilustrasi yang akan memberikan garis besar untuk mendongeng atau menulis cerita asli.

5. Mengadaptasikan Pemetaan Cerita dalam Kegiatan Pembelajaran
Sebagai kegiatan bidang pra, siswa mendapatkan sketsa awal, tengah dan menyimpulkan peristiwa sebagai kerangka kerja untuk cerita mereka.
Siswa dapat menggunakan kertas dilipat menjadi enam bagian yang sama untuk menggambarkan dan garis cerita dalam enam bagian. Kerangka kerja ini dapat membantu mendongeng atau menulis cerita.
Siswa dapat membangun peta tertulis atau grafik cerita, atau mereka mungkin menggunakan kombinasi gambar dan kata-kata untuk menguraikan urutan cerita.
Penceritaan kembali cerita bisa direkam dan siswa dapat menciptakan ilustrasi yang menyertai dalam format buku bergambar tanpa kata. Tata bahasa cerita juga menampilkan keterkaitan peristiwa cerita, karakter dan peristiwa.
Sumber: (http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/storymapping/index.htm)




6. Evaluasi Strategi Pemetaan Cerita
Evaluasi dalam strategi pemetaan cerita dapat berupa:
(1) Rubrik penilaian kemampuan siswa untuk mengidentifikasi unsur-unsur intrinsi novel
(2) Rubrik penilaian kemampuan siswa untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsic novel
(3) Rubrik penilaian hasil kerja (berupa peta cerita) yang mengungkapkan tingkat pemahaman siswa tentang unsur-unsur intrinsik cerita .
(4) Variasi bentuk peta cerita antara siswa menggambarkan interpretasi pribadi mereka.

7. Contoh-Contoh Bentuk Pemetaan Cerita
1) Pemetaan Cerita Model 1


Pemetaan cerita seperti ini cocok untuk mendeskripsikan alur cerita/plot. Judul cerita di tempatkan di tengah/sentral. Sedangkan alur cerita diceritakan mulai dari peristiwa apa saja yang menjadi bagian awal cerita, peristiwa apa saja yang menjadi bagian tengah, hingga mendeskripsikan peristiwa apa saja yang menjadi bagian akhir cerita.

2) Pemetaan Cerita Model 2
Bentuk pemetaan seperti ini memberikan gambaran perjalanan alur cerita.


3) Pemetaan Cerita Model 3
Pemetaan Cerita yang Menggambarkan Unsur-Unsur Cerita Lebih lengkap (Pelaku/Karakter, Alur, dan Latar Cerita)






4) Pemetaan Cerita Model 4
Pemetaan seperti ini dapat mendeskripsikan unsur-unsur cerita.

5) Pemetaan Cerita Model 5

6) Pemetaan Cerita Model 6
Pemetaan ini untuk mendeskripsikan semua unsur-unsur cerita.

7) Pemetaan Cerita Model 7






2. Teori Membaca Pemahaman
1) Definisi Mambaca Novel
Membaca salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Dawson dalam Tarigan (1987:1) Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Membaca adalah sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk yang dapat diukur (Hafini dalam makalah strategi belajar mengajar keterampilan berbahasa indonesia) namun ada juga yang mengartikan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
2) Tujuan Membaca Novel Imaginatif
Membaca novel sastra membutuhkan pemahaman yang tinggi tidak cukup hanya menamatkannya saja bahkan lebih dari memperoleh kesenangan estetis saja. Masalah orang memahami karya sastra imaginatif lebih sukar dari masalah yang dihadapi waktu membaca karya yang ekspositoris, namun demikian dalam kenyataan jauh lebih banyak dikenal. Orang dapat membaca novel fiksi yang baik tanpa kemampuan mengkritik.Tujuan membaca novel imaginatif ini untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita novel sehingga membuat pembaca mengorganisasikan cerita (Tarigan,1987:9)
3) Pemahaman Membaca Novel Imaginatif
Membaca novel secara kritis dengan tema apapun tergantung pada kemampuan pembaca untuk memahami isi bacaan iti sepenuhnya, mereka tidak dapat mengemukakan apa yang mereka senangi tentang novel yang dibacanya sampai ke bagian yang ada di bawah permukaan yang jelas, dan paradoks yang lebih mengherankan lagi dari npvel ialah membaca ssatra imaginatif itu lebih banyak bersifat hiburan daripada pelajaran.
Ada beberapa kaidah yang patut diketahui supaya dapat membaca karya sastra imaginatif dengan baik yaitu:
a. Adanya kaidah untuk menemukan argumen-argumen
b. Adanya mengkritik doktrin-doktrin penuilis sehingga pembaca dapar memperoleh persejutuan atau penolakan yang inteligen terhadap pemikiran penulis.



3. Hakekat Novel
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1) Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2) Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
3) Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4) Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
4. Unsur-Unsur Intrinsik Novel
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yang disebut sebagai unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik tersebut antara lain:
1) Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
2) Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
3) Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)


4) Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)

4. Kajian Empiris terhadap Penelitian Sejenis
1) Penelitian berjudul “Penggunaan Pemetaan Cerita/Story Mapping dalam Pengajaran Pemahaman Membaca pada Semester Genap Siswa Kelas II MTs Khazanah Kebajikan Pamulang”
Penelitian tentang penggunaan pemetaan cerita (story mapping) dalam pengajaran pemahaman membaca pernah dilakukan dengan judul “Penggunaan Pemetaan Cerita/Story Mapping dalam Pengajaran Pemahaman Membaca pada Semester Genap Siswa Kelas II MTs Khazanah Kebajikan Pamulang”. Dalam penelitian tersebut teks yang digunakan adalah teks berbahasa Inggris.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan pemetaan cerita/story mapping dalam pengajaran pemahaman membaca teks berbahasa Inggris telah berjalan cukup baik; (2) Ada perbedaan yang signifikan antara skor siswa sebelum dan sesudah penggunaan pemetaan cerita/story mapping dalam pengajaran pemahaman membaca teks berbahasa Inggris. Hal ini berarti bahwa penggunaan pemetaan cerita/story mapping adalah lebih baik dan dapat menjadi cara alternatif dalam pengajaran pemahaman membaca teks berbahasa Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan: (1) Guru dianjurkan untuk menggunakan pemetaan cerita/story mapping dalam pengajaran teks cerita berbahasa Inggris atau teks naratif berbahasa Inggris untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pemahaman membaca sebagai cara alternatif. (2) Guru dianjurkan menggunakan LCD proyektor sebagai sebuah media untuk mempresentasikan power point “pemetaan cerita/story mapping” agar siswa menjadi lebih termotivasi. (3) Guru dianjurkan untuk selalu siap terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran siswa. (4) Guru dianjurkan mencari variasi materi dari buku-buku teks berbahasa Inggris lainnya selain yang disediakan oleh sekolah dan dari internet agar siswa lebih tertarik. (Sumber: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/925)
Penelitian yang dilakukan tersebut berbeda dengan apa yang akan dilakukan peneliti, karena materi bacaan yang digunakan oleh peneliti adalah teks berbahasa Indonesia bukan teks dalam bahasa Inggris.
2) Penelitian berjudul “The Effect of Using the Story- Mapping Technique on Developing Tenth Grade Students' Short Story Writing Skills in EFL” (Pengaruh Penggunakan Teknik Pemetaan Cerita pada Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas Kesepuluh di EFL)
Penelitian lainnya dilakukan oleh Salem Saleh Khalaf Ibnian , Faculty of Arts, Middle East University for Graduate Studies, Yordania, Timur Tengah (University untuk Studi Pascasarjana) . Penelitian Salem Saleh Khalaf Ibnian berjudul “The Effect of Using the Story- Mapping Technique on Developing Tenth Grade Students' Short Story Writing Skills in EFL” (Pengaruh Penggunakan Teknik Pemetaan Cerita pada Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas Kesepuluh di EFL). Penelitian Saleh bertujuan untuk menyelidiki efek dari menggunakan pemetaan cerita pada kelas sepuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahawa teknik pemetaan cerita pada pengembangan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas sepuluh mempunyai efek yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Salem berbeda dengan apa yang akan peneliti lakukan. Penelitian Salem memanfaatkan strategi pemetaan untuk menulis cerita pendek, sedangkan yang akan peneliti lakukan pemanfaatan strategi pemetaan cerita untuk memudahkan pemahaman isi novel.











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian
Nama Sekolah : SMP Yayasan Pupuk Kaltim
Alamat : Jalan Ciptomangun Kusumo No.1 Bontang Barat
Kelas : 8A
Jumlah Siswa : 27 siswa
Situasi Lingkungan siswa : Kelas 8A (Kelas RSBI)
Penelitian dilakukan pada : Minggu awal semester 2

B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian direncanakan dalam beberapa siklus. Penelitian akan dihentikan ketika hasil penelitian telah menunjukkanpeningkatan atau telah mencapai kejenuhan. Secara lebih jelas, kegiatan penelitian ditujukan dalam bagan berikut ini.
































C. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan sebagai berikut.
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Penyusunan rencana pelaksanakan pembelajaran disertai dengan penyiapan media pembelajaran berupa contoh-contoh bentuk pemetaan dan media power point untuk menjelaskan materi unsur-unsur intrinsik novel.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran diamati dengan menggunakan panduan pengamatan
3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
Kegiatan evaluasi terhadap terhadap kemampuan memetakan isi novel dilakukan pada saat proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan pada saat melakukan refleksi. Refleksi yang dimaksud adalah refleksi yang dilakukan secara bersama-sama dengan siswa maupun refleksi yang dilakukan oleh peneliti tanpa melibatkan siswa.

D. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah dokumen/rubric penilaian, catatan guru, dan siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman novel remaja.

E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan jalan melakukan pengamatan, pencatatan, dan wawancara.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut, format penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, panduan pengamatan kegiatan pembelajaran, dan panduan evaluasi pembelajaran.

G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian dikatakan berhasil jika,
1) Hasil belajar siswa dapat mencapai ketuntasan minimal 75%
2) Proses belajar mengalami peningkataan ditandai dengan peningkatan motivasi, minat, keaktifan, dan kekreatifan siswa



Untuk mengukur keberhasilan penelitian dapat dilihat dari rubrik-rubrik penilaian sebagai berikut:
1) Rubrik Penilaian Kognitif
Rubrik penilaian mendeskripsikan pelaku/karakter, alur cerita dan latar cerita dengan pemetaan cerita
No. Aspek yang diamati Skor maksimal
1










2.






Ketepatan mendeskripsikan karakter tokoh dengan pemetaan cerita
......6.......siswa mampu mendeskripsikan karakter tokoh dengan benar benar dan lengkap
......4....... siswa mampu mendeskripsikan karakter tokoh dengan benar tetapi secara kurang lengkap
......3....... siswa mampu mendeskripsikan karakter tokoh tetapi tidak lengkap dan tidak benar
.....2........ siswa tidak mampu mendeskripsikan karakter tokoh dengan lengkap dan benar

Ketepatan mendeskripsikan alur/urutan cerita dengan pemetaan cerita
......6.......siswa mampu mendeskripsikan alur/ururan cerita dengan benar dan sistematis
......4....... siswa mampu mendeskripsikan alur/urutan cerita dengan benar tetapi tidak sistematis
......3....... siswa mampu mendeskripsikan alur/urutan cerita tetapi tidak lengkap dan tidak sistematis
.....2........ siswa tidak mampu mendeskripsikan alur/rutan cerita dengan benar dan sistematis






3.





Ketepatan mendeskripsikan latar dengan pemetaan cerita
......6.......siswa mampu mendeskripsikan latar cerita dengan benar benar dan lengkap
......4....... siswa mampu mendeskripsikan latar cerita dengan benar tetapi kurang lengkap
......3....... siswa mampu mendeskripsikan latar cerita tetapi tidak lengkap dan tidak benar
.....2........ siswa tidak mampu mendeskripsikan latar cerita dengan lengkap dan benar



3) Rubrik Penilaian Psikomotorik
No. Performa Presentasi Pemetaan Cerita Skor

1. Peta cerita mengungkapkan tingkat pemahaman siswa tinggi tentang unsur-unsur pelaku, alur, dan latar cerita (secara lengkap, jelas, dan benar)
2. Peta cerita mengungkapkan tingkat pemahaman siswa sedang tentang unsur-unsur pelaku, alur, dan latar cerita (secara kurang lengkap, kurang jelas, dan kurang benar).
3. Peta cerita mengungkapkan tingkat pemahaman siswa rendah tentang unsur-unsur pelaku, alur, dan latar cerita (secara tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak benar).
4


3



2


No. Kreativitas Bentuk Pemetaan Cerita Skor

1.
Sangat kreatif, inovatif, mudah dipahami
4

2.
Kurang kreatif, kurang inovatif, tidak sulit dipahami
3

3.
Tidak kreatif, tidak inovatif, sulit dipahami
2



4) Penilaian Afektif
Pedoman observasi Guru

No. Nama siswa Ketelitian Aktif Kreatif Skor
ya tdk ya tdk ya tdk
2 1 2 1 2 1
1. Fulan
2. Fulina
3. Fulani




















Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara: Jakarta. P
books.google.co.id
Doug Buehl. 2009. Classroom strategies for interactive learning. (books.google.co.id)
Elizabeth Whitten, Sharon Walpole,Michael C. McKenna. 2007. Differentiated
reading instruction: strategiesfor the primary grades.( books.google.co.id)
Jerry L. Johns, Susan Davis Lenski. 2005.Improving reading: strategies and resources,
books.google.co.id
Kelli J. Esteves, Alice Woodrow. 2009. RTI Success: Proven Tools and Strategies for
Schools an Classrooms. (books.google.co.id.)
Mulawarman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Samarinda: FKIP UNMUL
Sudiati,V.Krestif . 1996. Berbahas Menuju Keterampilan Pragmatik. Yogyakarta: Kanisus
Suparyanta, Anton,dkk.2007. Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII untuk SMP/MTs.
Klaten:Intan Pariwara
Tarigan. 1987.Membaca sebagai suatu keterampilan membaca. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Modul FKIP UNMUL. 2011. Modul Diklat Profesi Guru (PLPG)
Rayon 19 FKIP Universitas

http ://one.indoskripsi.com/click/292/0
http ://pkab.wordpress.com/2003/01/28/petakonsep-sastra/
http://kartika0207.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-membaca-suatu-novel- imajinatif-dengan-menggunakan-strategi-elaborasi-(analogi).html.
http://www.readingrockets.org/strategies/story_maps
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/storymapping/index.html
http://www.readingrockets.org/strategies/story_maps
http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/storymapping/index.htm.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/925 http://fcit.usf.edu/fcat/references/strategies/pc4.htm
www.ccsenet.org/elt www.ccsenet.org / elt

Komentar

  1. kenapa banyak yang hilang???
    instrumennya jd gkk jelas....
    pdhal aku suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf Mbak, iya..karen saya langsung copy dari word/proposal saya ketika di paste ke blog byk yg kacau dan he he saya gak bisa perbaiki formatnya, jadilah seperti itu. Terima kasih atas kunjungannya moga bermanfaat..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Rangkuman Materi dan LKS Bahasa Indoesia kls.9

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung