FOTO-FOTO KEGIATAN BENGKEL SASTRA GURU BAHASA INDONESIA BONTANG BERSAMA F. RAHARDI









BENGKEL SASTRA GURU BAHASA INDONESIA SMP BONTANG: 
PENULISAN DAN APRESIASI CERITA RAKYAT
Bersama : F. Rahardi

Floribertus Rahardi atau F. Rahardi (lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, Indonesia, 10 Juni 1950; umur 63 tahun) adalah seorang penyair, wartawan, penulis artikel, kolom, kritik sastra, cerita pendek, dan novel. Pendidikan drop out kelas II SMA 1967, dan lulus ujian persamaan SPG 1969. Pernah menjadi guru SD, dan kepala sekolah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tahun 1974 ke Jakarta, dan alih profesi menjadi wartawan, editor serta penulis artikel/kolom di berbagai media. Pertama kali menulis puisi akhir tahun 1960an, dimuat di Majalah Semangat, dan Basis (Yogyakarta), serta Horison (Jakarta). Baru kemudian menulis artikel, kritik sastra, cerpen, dan novel.

Karya-karya Karya-karyanya antara lain: Kumpulan puisi Soempah WTS (1983), Catatan Harian Sang Koruptor (1985), Silsilah Garong (1990), Tuyul (1990) dan Pidato Akhir Tahun Seorang Germo (1997). Kentrung Itelile:Kumpulan Cerpen Manusia Singkong (1993). Kumpulan artikel Petani Berdasi (1994). Kumpulan renungan Menggugat Tuhan (2000). Prosa lirik Migrasi Para Kampret (1993), dan Negeri Badak (2007). Buku teknis pertanian Cerdas Beragrobisnis (2003), Agar Tanaman Cepat Berbuah (2007), dan Bercocok Tanam dalam Pot (2009). Buku lainnya Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai (2006), dan Menguak Rahasia Bisnis Gereja (2007). Novel Lembata (2008), Ritual Gunung Kemukus (2008), dan Para Calon Presiden (2009).

Sejarah pembacaan puisi

Tahun 1984, pernah dilarang oleh Dewan Kesenian Jakarta, ketika berniat membawa para Pekerja Seks Komersial (PSK), dalam acara pembacaan sajaknya Soempah WTS (1984) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta. Tahun 1986 kembali dilarang oleh Polda Metro Jaya, ketika akan membacakan Catatan Harian Sang Koruptor, juga di TIM, Jakarta. Tanggal 30 Desember 1997. meluncurkan kumpulan puisinya, Pidato Akhir Tahun Seorang Germo, di rumah Soeharto, salah seorang mucikari di komplek lokalisasi PSK di Silir, Surakarta, Jawa Tengah.

Anugerah

Anugerah Pertama, tahun 1995, karya F.Rahardi yaitu Tuyul: Kumpulan Sajak mendapat penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa (sekarang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia).
Anugerah Kedua, tahun 2009, karya F.Rahardi yaitu Negeri Badak: Sebuah Prosa Lirik mendapat Penghargaan SEA Award.[1] Penghargaan sastra SEA Award ini diserahkan langsung oleh Yang Mulia Putra Mahkota Putra Mahkota Kerajaan Thailand, Pangeran Maha Vajralongkorn pada Jumat malam, 9 Oktober 2009 di Mandarin Oriental, Bangkok, Thailand. Ia menerima plakat dan sejumlah uang. F. Rahardi menerima anugerah bergengsi itu berdasarkan bukunya Negeri Badak: Sebuah Prosa Lirik, suatu karya sastra yang tidak banyak digeluti oleh sastrawan lainnya. Sebelum Negeri Badak, F. Rahardi telah menulis prosa lirik dengan judul Migrasi Para Kampret. Baginya penghargaan tersebut merupakan suatu pengakuan terhadap bentuk karya sastra ini.[2]
Anugerah Ketiga, tahun 2009, karya F.Rahardi berjudul Negeri Badak: Sebuah Prosa Lirik yang telah memperoleh penghargaan SEA Award, ternyata juga mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa 2009.
Anugerah Keempat, pada 10 November tahun 2009, F Rahardi meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award atau Anugerah Sastra Khatulistiwa kesembilan digelar di Plaza Senayan, Jakarta, untuk kategori Prosa Terbaik dengan karya berjudul Lembata: Sebuah Novel.

Aktivitas profesional

Pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penangungjawab Majalah Trubus.Pengurus beberapa organisasi kemasyarakatan, antara lain Anggrek Indonesia (PAI), Forum Kerjasama Agribisnis (FKA), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), dan Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI). Sekarang menjadi Redaktur Tamu di Flona, Majalah Hidup, Penerbit Obor, dan kolumnis tetap di Kontan, serta Business News.

Referensi

Pranala luar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Puisi "Pengabdian Tanpa Titik"

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung