Syair dalam status FB
Bontang, 28 Oktober 2013
Sumpah Pemuda
napak tilas 28 Oktober 1928
menggugah segala kenangan
mengobarkan perjuangan
saat itu Sumpah Pemuda diikrarkan
Kami Putra dan Putri Indonesia
Mengaku bertanah air satu, Tanah Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia
Mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Para pemuda harapan bangsa
ingatlah para pejuang perkasa
menyatukan hati dan juga karsa
dalam semangat yang tak bisa binasa
para pemudi harapan negeri
kerahkan seluruh kerja dan energi
untuk membangun Ibu pertiwi
yang sedang bersusah hati
Ibu Pertiwi kini terkoyak
darah dan air matanya menyeruak
hutan, gunung, sawah, lautan...semua rusak
tembaga, emas, intan berlian...semua digasak
Ibu Pertiwi kini berlinang
pemimpin negeri gamang
pejabat hanya bersenang-senang
rakyatnya miskin nasib terpanggang
Ibu Pertiwi kini tak lagi bahagia
Anak bangsa terbata berbahasa Indonesia
Lebih lantang ia berbahasa Inggris gaya
kalimat rancu salah makna sudah biasa
bahasa anak muda, bahasa gaul katanya
Para pemuda, anak didikku
pasanglah telingamu, dengarlah rintihan kalbu Ibu
pekakan hatimu, rasakan derita kalbu Ibu
kepalkan tinjumu, hancurkan semua duka kalbu Ibu
Para Pemuda, anak-anakku
Pada siapa lagi harapan bunda tertuju
Teriakkan kembali Sumpahmu dahulu itu
Kobarkan kembali merah api semangat juangmu
Kibarkan kembali merah putih suci di dadamu
Sumpah Pemuda
napak tilas 28 Oktober 1928
menggugah segala kenangan
mengobarkan perjuangan
saat itu Sumpah Pemuda diikrarkan
Kami Putra dan Putri Indonesia
Mengaku bertanah air satu, Tanah Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia
Mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia
Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Para pemuda harapan bangsa
ingatlah para pejuang perkasa
menyatukan hati dan juga karsa
dalam semangat yang tak bisa binasa
para pemudi harapan negeri
kerahkan seluruh kerja dan energi
untuk membangun Ibu pertiwi
yang sedang bersusah hati
Ibu Pertiwi kini terkoyak
darah dan air matanya menyeruak
hutan, gunung, sawah, lautan...semua rusak
tembaga, emas, intan berlian...semua digasak
Ibu Pertiwi kini berlinang
pemimpin negeri gamang
pejabat hanya bersenang-senang
rakyatnya miskin nasib terpanggang
Ibu Pertiwi kini tak lagi bahagia
Anak bangsa terbata berbahasa Indonesia
Lebih lantang ia berbahasa Inggris gaya
kalimat rancu salah makna sudah biasa
bahasa anak muda, bahasa gaul katanya
Para pemuda, anak didikku
pasanglah telingamu, dengarlah rintihan kalbu Ibu
pekakan hatimu, rasakan derita kalbu Ibu
kepalkan tinjumu, hancurkan semua duka kalbu Ibu
Para Pemuda, anak-anakku
Pada siapa lagi harapan bunda tertuju
Teriakkan kembali Sumpahmu dahulu itu
Kobarkan kembali merah api semangat juangmu
Kibarkan kembali merah putih suci di dadamu
Komentar
Posting Komentar