Rangkuman Materi dan LKS Bahasa Indoesia kls.9



RANGKUMAN MATERI DAN LEMBAR KERJA SISWA 1
Nama Siswa           :……………………………………………..
Kelas                     :……………………………………………..
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester      : 9/2
Guru                      : Retno Utami, S.Pd.

Standar Kompetensi     
Mendengarkan:
9. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah
Menulis:
12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, dan surat pembaca
Kompetensi Dasar
9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang di dengar
9.2 Memberikan komentar tentang isi pidato/ceramah/khotbah
12.2 Menulis teks pidato/ceramah/khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif

                               MENYUSUN NASKAH PIDATO/SAMBUTAN
1.       Menentukan topik
2.       Menentukan tujuan
3.       Analisis pendengar
4.       Kesempatan/ Acara
5.       Waktu dan  tempat
6.       Menyiapkan Bahan/Materi
7.       Menyusun kerangka
8.       Menyusun naskah pidato
9.       Latihan di depan kaca
10.   persiapan teknis dan mental





II.                  SISTEMATIKA NASKAH PIDATO

  1. PEMBUKA
    1. salam pembuka
    2. sapaan (dimulai dari jabatan paling tinggi)
    3. ucapan rasa syukur/puja-puji pada Tuhan YME
    4. menyampaikan maksud/tujuan/tema pidato
  2. INTI
    1. pendahuluan
    2. inti/pokok-pokok isi pidato
  3. PENUTUP
    1. kesimpulan/pengulangan kembali inti pidato
    2. harapan
    3. ucapan maaf
    4. ucapan terima kasih
    5. salam penutup

III.                CONTOH NASKAH PIDATO SAMBUTAN

 Assalamualaikum Wr.Wb.,Selamat pagi dan salam sejahtera
                 Ibu wakil kepala sekolah yang saya hormati, Bapak dan Ibu guru yang terhormat, serta karyawan dan karyawati sekolah, anak-anak yang saya cintai dan banggakan.
 Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Hama Kuasa, yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan berkahNya kepada kita semua sehingga pada pagi yang cerah ini kita dapat berkumpul di gedung yang megah ini dalam rangka upacara wisuda purnasiswa kelas XII.
                Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan beberapa pesan penting, khususnya kepada kelas XII yang telah tiga tahun menuntut ilmu di sekolah ini. Saya mengucapkan selamat kepada siswa yang dinyatakan lulus. Kepada siswa yang belum lulus, saya mohon untuk tidak berkecil hati dan terus berjuang. Masih ada kesempatan untuk meraih sukses dan keberhasilan di masa datang. Ada ungkapan bijak bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda. Jadikan kegagalan ini sebagai pendorong untuk meraih prestasi yang gemilang pada tahun depan!
                Anak-anakku, tantangan yang akan kalian hadapi selepas dari sekolah ini bukan semakin ringan, melainkan semakin berat dan kompleks. Kalian harus mulai menata langkah untuk bersiap-siap menghadapi persaingan yang semakin hari semakin ketat, baik bagi berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ataupun yang ingin bekerja.
Bagi kalian yang ingin melanjutkan ke perguran tinggi favorit, tentu saja kalian bersaing ketat dengan ribuan calon mahasiswa dari daerah lain. Hal ini jelas membutuhkan perjuangan berat dan doa. Kalian tidak boleh terlena karena keberhasilan kalian lulus dari SMP. Jagalah nama baik asal sekolahmu!  Ingatlah jasa baik Bapak dan Ibu guru yang pernah memberikan bekal ilmu untuk kalian!
                Bagi anak-anak yang sebentar lagi akan naik ke kelas XI dan XII, saya berpesan, teladani sikap terpuji kakak kelasmu! Lupakan sikap-sikap yang tidak terpuji! Kalian harus dapat menjadi pelajar yang lebih baik dari kakak-kakak kelasmu! Jika selama ini kakak kelas kalian telah mampu membuat harum nama sekolah karena berkali-kali berhasil meraih dan mengukir prestasi sampai tingkat provinsi, kalian tidak boleh kalah. Jika perlu kalian harus mampu meraih prestasi sampai tingkat nasional agar kelak nama kalian akan tertulis dengan tinta emas sebagai pelajar berprestasi dalam perjalan sejarah sekolah kita tercinta ini.
                Demikian sambutan saya. Semoga pesan-pesan saya ini bukan hanya disimpan di dalam hati, tetapi dapat direalisasikan dalam kehiduan kalian. Sekali lagi selamat untuk anak-anak kelas XII yang lulus. Mohon maaf jika ada kata-kata saya yang tidak berkenan. Terima kasih atas perhatian Bapak, Ibu, dan anak-anakku.
Selamat pagi. Asssalamualaikum Wr. Wb. 

LATIHAN
A. Lengkapi daftar isian berikut ini!
1. Tema sambutan                           :……………………………………………………………..
2. Nama Acara                                   :…………………………………………………………….
3. Nama Pembicara/Orator          :…………………………………………………………….
4. Waktu dan Tempat                     :…………………………………………………………….
5. Pokok-Pokok Isi Sambutan     : ……………………………………………………………
   a………………………………………………………………………………………….
   b. …………………………………………………………………………………………
   c. … ………………………………………………………………………………………
   d. …………………………………………………………………………………………
   e. ………………………………………………………………………………………….
 
B. Apakah bedanya antara sambutan, pidato, dan khotbah!

C. Dengarkanlah sebuah sambutan/pidato/khotbah dari televisi, radio, atau penuturan lansung. Kemudian catatlah popok-pokok isinya.

D. Susunlah sebuah naskah pidato dengan data sebagai berikut ini:
a.       Topik             :  Generasi Muda
b.      Subtopik      : Pentingnya Belajar Mengembangkan Kreatifitas Generasi Muda
c.       Tujuan           :              -Semua siswa menyadari pentingnya mengembangkan kreativitas bagi dirinya
-Ajakan bagi semua siswa untuk menciptakan kreativitas yang menghasilkan        prestasi/keuntungan materi
d.      Pendengar  : Siswa SMP Yayasan Pupuk Kaltim (YPK)
e.      Tempat         : Aula SMP YPK
f.        Pembicara   : Alumni SMP YPK yang berhasil

g.       Kerangka  Pidato

I. Pembuka           : Pengertian kreativitas
                                                 
II.  Inti                    :
1.Cara mengembangkan kreativitas generasi muda:
·         Mengikuti kegiatan yang positif
·         Menyelurkan kegemaran/hobi secara positif

 2. Bukti-bukti bahwa kreativitas penting bagi generasi  muda                                                                
·         Siswa dapat berprestasi baik di sekolah/ di luar sekolah      
·         Siswa kreatif/berprestasi mendapatkan imbalan yang sebanding, misalnya hadiah/ piala/ uang
·         Banyak generasi muda yang kreatif menjadi sukses di masyarakat, misalnya berwirausaha.

III.Penutup            
Kesimpulan:
·         Dengan belajar mengembangkan kreativitas, kamu dapat membuktikan  bahwa kamu  cukup mampu untuk berprestasi setinggi-tinggi dan menghidupi diri sendiri.
·         Saran/harapan



RANGKUMAN MATERI DAN LEMBAR KERJA SISWA 2
Nama Siswa           :……………
Kelas                       :…………..
Standar Kompetensi:
Menulis
16. Menulis naskah drama
Kompetensi Dasar:
16.1  Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca
16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata

MENULIS NASKAH DRAMA
Pada hakikatnya, inti karya sastra yang berupa drama adalah adanya konflik (pertentangan-pertentangan). Konflik-konflik tersebut ditata sehingga membentuk alur dan dikemuakakan dalam bentuk dialog. Bagaimanakah menentukan konflik dan bagaimana menulis naskah drama? Untuk menulis karya sastra drama, kamu dapat memulainya dengan menentukan konflik, menyusun urutan peristiwa dalam satu babak, mengembangkan urutan peristiwa menjadi naskah drama satu babak, melengkapi dialog, mengomentari dan menyunting naskah drama. Untuk itu, ikutilah kegiatan pembelajaran berikut!
1. Menentukan Konflik
Tentunya kamu sering melihat konflik atau pertentangan-pertentangan itu di masyarakat, di sinetron, atau dalam kehidupanmu sendiri.
Menyusun naskah drama dapat kamu mulai dengan menentukan suatu konflik. Konflik dapat kamu temukan dengan mengamati konflik yang ada di sekitarmu, mengamati konflik dalam sinetron/film, atau membayangkan konflik yang pernah kamu alami. Untuk mengidentifikasi konflik yang dikenal/dialami, tulislah salah satu konflik/pertentangan berdasarkan peristiwa nyata yang kamu sukai! Diskusikan pemilihan konflik dengan kelompokmu! Misalnya konflik yang akan digambarkan adalah pertentangan anak dan orangtuanya karena orangtuanya mempunyai pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapannya.
2. Menyusun Urutan Peristiwa untuk Satu Babak
Lengkapilah konflik yang telah kamu tentukan menjadi sebuah rangkaian cerita! Berilah nama tokoh-tokoh yang ada dalam rangkaian ceritamu! Nama tokoh tidak harus sama dengan nama tokoh aslinya dalam peristiwa nyata. Amati contoh berikut

Asri seorang siswa SMP malu memiliki bapak seorang penjual bubur di gerobak. Dia marah karena ketika melihat bapaknya berjualan di sekolahnya, padahal dia pernah meminta ayahnya untuk tidak berjualan di sekolahnya. Sesampai di rumah Asri marah kepada ayahnya. Ayahnya tetap berpendapat bahwa pekerjaannya mulia dan tidak harus ditinggalkan. Asri membandingkan ayahnya dengan ayah Shanti sahabatnya yang seorang pejabat dan selalu dibangga-banggakan Shanti. Ternyata ayah Shanti ditangkap polisi karena korupsi dan masuk koran. Asri di sekolah kaget ketika melihat teman-temannya membicarakan penangkapan ayah Shanti yang dimuat di koran. Reaksi teman Asri di sekolah mencemooh Shanti yang selama ini terlalu membanggga-banggakan jabatan ayahnya. Guru menjelaskan bahwa tidak boleh memvonis Shanti karena kita tidak boleh menilai seseorang dari ayahnya. Dengan peristiwa itu, Asri menjadi sadar bahwa orang dinilai bukan karena orangtuanya tetapi karena prestasinya. Asri bangga meskipun ayahnya hanya seorang penjual bubur di gerobak dorong


3.        Mengembangkan Urutan Peristiwa Menjadi Naskah Drama Satu Babak
Pengembangan naskah drama dapat dilakukan dengan membayangkan dialog-dialog yang mungkin terjadi pada peristiwa yang dipilih. Amati pengembangan naskah drama berikut ini!

Contoh
Adegan 1
Dialog antara Asri dan Ayahnya mengenai profesi pekerjaan ayahnya yang dianggap oleh Asri ”sangat memalukan”.

Asri         : Apapun alasannya, aku nggak mau tahu.
Ayah      : Meskipun kita harus tidak makan?
Asri        : Kalau begitu aku besok akan berhenti sekolah.
Ayah      : Mengapa?
Asri        : Untuk cari makan sendiri.
Ayah      : Bukan begitu As
Asri        : Pokoknya aku tidak mau, pilih aku berhenti sekolah atau bapak cari pekerjaan lain.
Ayah   : Kamu tahu aku tidak punya keahlian apa-apa. Sejak ibumu masih hidup aku sudah menjalani pekerjaan ini. 20 tahun As!
Asri        : Hasilnya … hanya begini-begini saja
Ayah      : Bagi saya kamu dapat sekolah dan jadi anak yang sholekah itu sudah cukup.
Asri     : Enak si Shanti. Ayahnya pejabat dan dihormati di mana-mana. Dia dengan Bangga dapat menunjukkan foto ayahnya yang sedang meresmikan sebuah bendungan.
Ayah    : Terserah pendapatmu, biarlah ayah dengan pendirian ayah sendiri. Bagi Ayah, yang penting pekerjaan itu halal dan dapat digunakan sebagai alat beribadah. Aku mau sembahyang dulu. kamu juga belum sembahyang kan? (Ayah Asri masuk. Asri melemparkan tasnya dengan kesal lalu masuk mengikuti ayahnya)

Adegan 2
Kelas sedikit gaduh. Nampak beberapa siswa duduk di kelas. Pelajaran belum dimulai. Siswa-siswa berebutan memegang koran dan menunjuk foto dalam koran. Asri masuk kelas dan sedikit terkejut melihat temannya berebut baca koran.

Toni                  : Nggak nyangka ya ternyata mobil mewah itu ….
Agus                 : Iya ya… nggak nyangka.
Asri                  : Ada apa ini?
Dewi                 : Itu..tuh ratu kelas kita… ternyata bokapnya ……!
Asri                  : Kenapa?
Dewi                 : Baca koran ini!
Asri                  : (menyahut koran yang di pegang Dewi) Kasihan Shanti!
Guru                 : Sudah masuk anak-anak! Segera bersiap!
(Ketua kelas memimpin berdoa)
Guru                 : Ibu tahu, apa yang kalian ributkan hari ini.
Agus                 : Iya Bu…! Sekarang kita punya teman anak seorang koruptor!
Guru                 : Tidak boleh begitu Gus! Kita tidak boleh memvonis apa-apa terhadap Shanti. Anak tidak pernah minta dilahirkan dari orangtua yang bekerja sebagai apa pun.
Dewi                 : Tapi dia terlalu membangga-banggakan sebagai anak pejabat, Bu.Guru
Guru                 : Kita jangan pernah memandang anak siapa teman kita, pandanglah bagaimana perilaku dan prestasi teman kita itu. (mata Bu guru melirik Asri) Asri menunduk.
Guru                 : Sekarang kita mulai pelajaran Bahasa Indonesia. Buatlah puisi tentang seseorang yang kamu kagumi! (kelas hening sejenak, guru berjalan mengelilingi siswanya yang sedang membuat puisi)
Guru                 : Yang sudah selesai, saya minta membacakan di depan kelas.
Agus                 : Saya Bu! (Agus menuju ke depan kelas dengan mantap dan membaca puisinya)

Ibuku Pahlawanku
Malam buta kau terjaga
Membawa bakul tua
Menjadi penjaja sayuran
Meski bukan pilihan
Kau mantap
menatap masa depan
Ibuku …………….!
Bagiku kau adalah pahlawan




Guru      : Bagus, seorang bakul juga pahlawan. Siapa lagi yang sudah selesai?
Asri        : Saya ingin mencoba Bu! (Asri berjalan pelan ke depan kelas)

Gerobakmu mengoyak sepi
semua gang kau susuri
Tak peduli
orang yang penuh harga diri
menatapnya dengan risi
demi cita yang terpatri
dia yakin Tuhan selalu
menemani        

Guru     : Puisimu belum diberi judul As? Apa judulnya?
Asri       : Ayahku (jawabnya mantap)
Toni      : Hebat! Ternyata penjual makanan keliling bias mendidik anaknya selalu juara kelas.
                (terdengar bel istirahat berbunyi)
Guru     : Puisi yang lain kita bacakan pada pelajaran berikutnya. Kita istirahat dulu.
Kelas     : Hoore !
                (semua teman-temannya berhamburan keluar)
                (Asri menunduk sendirian, dia bergumam lirih ……… Maafkan aku Ayah!)

                                                           ** Tamat**

TUGAS 1: MENYUSUN NAKSKAH DRAMA BERDASARKAN SEBUAH ILUSTRASI
Buatlah sebuah naskah drama sesuai dengan ilustrasi berikut:
Pada saat pelajaran olahraga Galih memang tidak ikut ke lapangan. Kebetulan dia sakit sehingga harus tinggal di dalam kelas. Setelah pelajaran olahraga usai, Arin mendapati uang yang ada di dalam dompetnya hilang. Ia menuduh Galih yang mengambilnya. Alasannya karena Galih satu-satunya orang yang ada di kelas ketika pelajaran olahraga. Galih yang merasa tidak mengambil uang Arin marah dengan tuduhan itu. Mereka berdua terlibat adu mulut. Kemudian datanglah Lusi yang meminta Arin meneliti kembali tasnya, kalau-kalau uang itu terselip di antara isi tas yang lain. Setelah diteliti, ternyata uang Arin memang ada di dalam tas, terselit di antara lembaran buku.

TUGAS 2: MENYUSUN NASKAH DRAMA BERDASARKAN GAMBAR

a.        Diskusikan dalam kelompokmu makna gambar-gambar di atas. Anak-anak dalam gambar tersebut sebenarnya ingin sekali sekolah di gedung yang bagus dan layak, tetapi kemiskinan menghalangi.
b.        Bayangkan dialog mereka dengan orang tua mereka di rumah atau dengan temen-teman mereka tentang keinginan bersekolah itu.
c.        Ciptakan konflik (fisik/batin) pada diri para tokoh.




TUGAS 3 : MENYUSUN NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN
Ubahlah cerpen berikut ini menjadi naskah drama!
KENANGAN YANG TERTINGGAL
Oleh: Gola Gong
Ketika rencana pembuatan jalan bebas hambatan itu jadi pembicaraan di surat kabar dan televisi, maka Buyunglah yang paling gelisah di antara seisi rumah. Bagaimana tidak. Proyek jalan tol itu melintasi tanah orang tuanya, tempat padepokan seninya berada. Jika tanah orang tuanya kena gusur, berarti hilang sudah padepokannya, tempat dia belajar kesenian bersama teman-teman sekolahnya.
Tapi, bapak, ibu, dan kedua kakak perempuannya malah menyambut gembira rencana itu. Kelihatannya mereka sedang membayangkan uang ganti rugi yang mencapai puluhan juta. Wah, Bapakku bisa tambah kaya, nanti! Pikir Buyung. Dan kalau Buyung mencoba menentang rencana penggusuran tanah itu, kedua kakaknya pasti menertawakannya dan dengan kompak mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang terlalu mementingkan dirinya sendiri. Egois. Tidak mementingkan orang banyak.
“Padepokan Buyung bagaimana, Pak?” Protes Buyung manja.
“Padepokan saja yang kamu urusi, Buyung!” kata Bapak agak kesal. Beliau memasukkan tembakau ke pipa cangklongnya.
 “Kamu kan bisa bikin lagi di tanah Bapak yang lain! Bikin padepokan lagi di sana!”
Tanah orang tuanya memang banyak. Warisan turun temurun. Jika tanah tempat padepokannya itu kena proyek jalan tol, maka tanah bapaknya masih bertebaran. Bapaknya memang terkenal dengan sebutan feodal, juragan tanah, karena punya tanah di mana-mana. Bapaknya sangat disegani orang-orang. Tapi, walaupun begitu bapaknya selalu mengelak jika dicalonkan menjadi kepala desa atau yang lebih tinggi dari itu. Misalnya anggota dewan di kabupaten sekalipun. Bapaknya cukup merasa bahagia mengurusi usaha dagang material bangunan sambil mengawasi sawahnya dan sesekali pergi memancing di irigasi.
Sebagai anak bungsu Buyung terus merengek tidak mau terima dengan rencana gila itu. Namun bapaknya bilang, untuk pembangunan kita harus mau berkorban. Apalagi untuk kepentingan umum. Buyung tidak bisa berkutik. Ya, dia bisa saja membuat lagi padepokan di tanah yang lain, tapi tak semudah itu! Padepokan seninya sudah dia dirikan sejak SMP. Itu berarti lima tahun yang lalu.
Di tanah bapaknya yang berupa pesawahan, di sebuah sudutnya ada kantong kecil berupa hutan kecil yang rimbun dengan pepohonan. Ada jambu air, mangga, jambu batu, pepaya, kedondong, rumpun bambu, dan segerombolan pohon pisang. Dengan seizin bapaknya dibangunlah sebuah gubuk beratapkan daun kelapa dan bangku-bangku dari bambu di halamannya. Ada panggung kecil di tengah-tengahnya, tempat kelompok teater sekolah bermain. Itulah padepokan seninya. Dia menamai padepokannya dengan sebutan ”Padepokan Rumah Seni”.
Di padepokan itulah Buyung menyalurkan gairah seninya. Hampir setiap sore ia duduk berangin-angin, melukis para petani, kerbau, lumpur, padi, sungai, irigasi, dan gunung. Setiap malam Minggu, seusai berkumpul dengan kawan-kawan sekolahnya, Buyung menghabiskan malam di padepokan bersama teater sekolahnya; menanak nasi liwet sambil berburu belut dan kodok swike di sawah, atau menyembelih ayam. Pada hari-hari yang hening dan romantis, Buyung membuat puisi dan cerita pendek.
Itulah mengapa padepokan ini sangat penting bagi Buyung. Rasanya tak ada yang berharga lagi di muka bumi ini setelah keluarga dan kelompok teaternya selain padepokannya. Hancur dan remuk jiwanya setelah tahu pasti enam bulan lagi segalanya akan dicakar-cakar oleh buldoser. Akan rata dengan bumi dan di atasnya akan dilapisi aspal panas. Akan dilindasi roda-roda gila kendaraan yang menuju daerah wisata di pantai Anyer. Orang-orang Jakartalah yang sebetulnya menuntut jalan tol ini dibuat, karena dengan begitu mereka bisa lebih lancar berwisata ke Anyer.  Berarti Buyung cuma punya sisa waktu enam bulan lagi untuk menghabiskan hari-harinya bersama kelompok teaternya di padepokan. Bersamaan dengan pengumuman hasil ujian akhir sekolahnya.
”Pokoknya, dalam sisa waktu yang sedikit ini, Buyung memilih tinggal di padepokannya saja!”
”Buyung!” ibunya berusaha mencegah.
”Biarin aja, Bu!” kata kakak perempuannya yang nomor dua.
Buyung sudah duduk di sadel sepeda gunungnya. Ransel kecil yang penuh dengan perbekalan nemplok di punggungnya. Dia sudah memutuskan untuk mengungsi ke padepokannya, merasakan bagaimana nikmatnya hidup di padepokan. Menjadi orang bebas dan raja kecil bagi dirinya sendiri.
”Buyung kan nggak pergi jauh, Bu,” katanya.
”Cuma beberapa kilo saja dari rumah. Kalau Ibu kangen kan bisa nengok Buyung di padepokan sambil bawa panggang ayam kesukaan Buyung,” si bungsu itu tersenyum menghibur ibunya.
”Itung-itung menikmati hari-hari terakhir padepokan, Bu!”
Bapaknya hanya mengangguk saja, membiarkan Buyung dengan pilihannya.
Buyung mengayuhkan sepeda gunungnya ke luar kota. Membelok ke jalan perkampungan. Angin sore yang segar dan bau lumpur membuat dadanya lapang. Dia menyeberangi jembatan irigasi. Kini di atas tanah ayahnya sudah dipancang tiang-tiang beton dan kawat berduri. Untuk mencapai padepokannya, Buyung harus menerobos pagar itu. Ini sangat menyiksa batinnya. Dia merasa sudah kehilangan padepokannya saat ini juga.
                                                                                        (Dikutip dari Antologi Cerpen Pilihan The Story of Jomblo, 2005


RANGKUMAN MATERI DAN LEMBAR KERJA SISWA 3
Nama Siswa           :……………………..
Kelas                       :…………………….
Guru                       : Retno Utami,S.Pd.

 Standar Kompetensi:
Mendengarkan:
13. Memahami wacana sastra melaui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/sinopsis novel
Membaca:
14. Memahami novel dari berbagai angkatan

Kompetensi Dasar:
13.1 Menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang bibacakan
13.2 Menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsisi novel yang dibacakan
14.1 Mengidentifikasikan kebiasaan, adat, etika yang terdapat dalam buku novel angkatan 20-30-an
14.2 Membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30-an

Sejarah dan Tokoh Angkatan 20-an dan 30-an
No.
Angkatan 20-an
Angkatan 30-an

1.
Disebut juga Angkatan Siti Nurbaya atau
Angkatan Balai Pustaka (BP)
1. Disebut juga Anggkatan Pujangga Baru
2.
Penerbit saat itu Balai Pustaka
2.Muncul majalah bernama “Poedjangga Baroe”

3.
Tokoh dan Karya Sastra:

A .Merari Siregar, Azab dan Sengsara
b. Marah Rusli, Siti Nurbaya
c. HAMKA, Di bawah Lindungan Ka’bah
d. Muchtar Lubis, Salah Asuhan
e. Tulis Sutan Sati, Sengsara Membawa Nikmat
2. Tokoh dan Karya Sastra:

a. Sutan Takdir Alisyahbana, Anak Perawan di Sarang  Penyamun, Layar Terkembang
b. Armyn Pane, Belenggu
c. Sanusi Pane, Manusia Baru
d. J.E.Tatengkneg, Rindu Dendam


Ciri-ciri Intrinsik Novel Angkatan 20-an dan 30-an
a.       Bacalah novel-novel Angkatan 20-an-30-an, kemudian catatlah ciri-cirinya dengan cara melengkapi table berikut ini seperti contoh di bawah ini!

No.
Ciri-Ciri Intrinsik
Judul Novel
Angkatan 20-an/30-an
Kutipan Novel sebagai pembuktian
1.
Gaya bahasanya menggunakan perumpamaan klise, pepatah, atau peribahasa
a.Siti Nurbaya






b………………….











c…………………..
Alangkah elok parasnya anak perawan ini, tatkala berdiri sedemikian! Seakan-akan dagang yang rawan, yang bercintakan sesuatu, yang tak mudah diperolehnya. Pipinya bagai pauh dilayang, yang kemerah- merahan….Hidungnya mancung bagai bunga melur, bibirnya halus bagai delima merekah, dan di antra keduabibir itu kelihatan giginya, rapat berjejer bagai baris gading yang putih…

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..


……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..............
No.
Ciri-ciri
Judul Novel
Kutipan novel sebagai bukti pendukung


2.
Berisi nasehat-nasehat
a.Siti Nurbaya






b…………………







c………………….
Ketahuilah olehmu Samsu, walaupun di dalam dunia ini dapat kita memperoleh kesenangan, kesukaan, kekayaan, dan kemuliaan, akan tetapi dunia ini adalah mengandung pula segala kesusahan, kesengsaraaraan, kemiskinan, dan kehinaan yang bermacam-macam rupa dan bangunannya, tersembunyi pada segala tempat, mengintip kurbannya setiap waktu, siap akan menerkam, barang yang dekat dengannya.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….............................................................................
3.

Pertentangan pikiran/penda-
pat kaum muda dengan kaum tua

a………………….......................







b……………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………….


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4.
Latar kedaerahan/kebudayaan setempat

a…………………






b………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..........................................................................


Mengidentifikasi Kebiasaan, Adat, Etika yang Terdapat di dalam Buku Novel Angkatan 20-an dan 30-an
a.        Bacalah penjelasan pada buku paketmu, halaman 77,89, 109-116 !
b.       Bacalah novel-novel tersebut di perpustakaan, jika novel pada table di atas tidak ada, maka dapat kalian ganti dengan judul novel lain antara tahun 1920-1930-an (Lihat kapan karya tersebut diciptakan!)
c.        Identifikasikan ciri-ciri kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam novel-novel tersebut seperti pada contoh berikut ini!
d.       Lengkapilah table-tabel berikut ini dengan cara mencatat bukti kutipan pada novel tersebut, jangan lupa cantumkan terdapat pada halaman berapa kutipan itu berasal.
e.       Tugas individu/perorangan, boleh berdiskusi dengan teman lainnya, dikumpulkan!

    



Tabel perbedaan unsur kebiasaan, adat, dan etika pada novel Angkatan 20-an dan Angkatan 30-an

Judul Novel
/Angkatan
Unsur Kebiasaan
Unsur Adat
Unsur Etika
Angkatan 20

a.Novel
   Siti Nurbaya
Anak patuh dan diam saat dinasehati orang tua
Kawin paksa, Nurbaya terpaksa menikah dengan Datuk Maringgih demi membebaskan ayahnya dari hutang kepada Datuk Maringgih

-Minta izin kepada orang tua jika akan pergi
-Menjaga kesopanan terhadap teman wanita

Bukti kutipan novel  yang mendukung





















Mendengar perkataan ayahku ini tiadalah dapat kutahan lagi sedih hatiku, hancur dan lulul rasa jantungku, lalu menangislah aku tersedu-sedu di dada ayahku sehingga basahlah baju dan kainnya. Tiadalah kujawab perkataannya sepatah kata pun karena dadaku bagaikan pecah dan leherku terkunci















Dan hamba terpaksa pula menjita rumah dan sekalian harta tuan hamba,” kata pegawai jang lain.
Ajahku tiada dapat menjahut apa-apa lain dari pada: "Lakukan kewadjiban tuan-tuan!” Tatkala kulihat ajahku akan dibawa kedalam pendjara, sebagai seorang pendjahat jang bersalah besar, gelaplah mataku dan hilanglah pikiranku dan dengan tiada kuketahui, keluarlah aku, lalu berteriak:
"Djangan dipendjarakan ajahku! Biarlah aku djadi isteri Datuk Meringgih!” Mendengar perkataanku itu, tersenjumlah Datuk Meringgih dengan senjum, jang pada penglihatanku, sebagai senjum seekor harimau jang hendak menerkam mangsanja, dan terbajanglah sukatjitanja dan berahi serta hawa nafsu hewan kepada matanja. Sehingga terpaksa aku menutup mataku.

Setelah dilihat Samsu ayahnya, lalu dihampirinya orang tuanya itu, seraya berkata, “Kalau Ayah izinkan, hamba hendak pergi esok hari bermain-main ke gunung Padang.”
“Dengan siapa?” Tanya Sutan Mahmud
“Dengan si Arifin dan si Bakhtiar dan barangkali juga dengan si Nurbaya,’ Jawab Samsu.
“Dengan Nurbaya? Tanya Sutan Mahmud pula, sambil berpikir,”Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Jangan sampai ada alangan apa-apa dan jangan berlaku yang tiada senonoh,”
“Baiklah, ayah,” jawab Samsu.
Sejurus lagi, duduklah anak dan bapa, amkan di meja bersama-sama ibu Samsu, yang telah duduk menanti.

b. Novel Salah Asuhan


Mengikuti keinginan orang tua
Menikahi seseorang dengan terpaksa demi adat istiadat dan menghilangkan rasa malu keluarga
Bergaul dengan orang Eropa /Belanda dan bergaya/bersikap seperti orang Eropa
Kutipan novel sebagai bukti pendukung




































………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..............................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………................................................................................................................................................................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..........................................................................................................
b. Angkatan 30
1. Novel
  Belengggu
Membantah, bahkan berani kepada suami
Menikah bukan karena cinta
Menggoda laki-laki yang sudah beristri, sehingga akhirnya menimbulkan perselingkuhan         

Kutipan novel sebagai bukti pendukung
……………………………………………………………………………………………………………………...................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..............................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..............................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………………………..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

…………………………………………………………….
……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
………………………………………………………………
………………………………………………………………
……………………………………………………………..
………………………………………………………………
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..........................................................................................................









Angkatan 30

2. Novel Layar Terkembang
Ziarah ke makam

…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Wanita berpendidikan tinggi dan menunda menikah

………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Memberikan kebebasan kepada anak wanita untuk bergaul

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………  …………………………………..                                         
Memahami wacana sastra melaui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/sinopsis novel



Identitas Buku
Judul Buku              : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis                    : HAMKA
Penerbit                  :
Tahun Terbit           :
Jumlah Halaman    :




Sinopsis/Ringkasan Cerita
                      Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

             Desa Batipuh, di Minangkabau terbayang-bayang di matanya setiap masa. Setelah sekian lama, Zainudin memasang niat untuk melihat kampung halaman arwah ayahnya, Pendekar Sutan, telah menikam bapak saudaranya, Datuk Mantari Labih yang selalu menghalangnya daripada mendapat harta warisan keluarganya. Akibat tindakannya yang menurut hati yang muda, Pendekar Sutan dibuang negeri dari Ranah Minang, tanah tumpah darahnya. Pendekar Sutan dibuang negeri dan terdampat di Mengkasar. Di sana, Pendekar Sutan dijadikan anak menantu seorang mubaligh Islam. Daripada isterinya yang bernama Daeng Habibah, Zainudin lahir di sana.
           Kerana berhasrat benar untuk pulang ke kampung halaman arwah ayahnya, Zainudin menyampaikan hasratnya itu kepada Mak Base, orang tua angkatnya di Mengkasar. Sejak kematian kedua-dua orang tuanya, Zainudin diasuh dan dibela oleh Mak Base sampai dia bujang teruna.
            Di Padang Panjang, Zainudin jatuh hati kepada seorang anak gadis yang bernama Hayati. Hukuman yang ditimpakan arwah ayahnya amat berat dirasai Zainudin. Kerana itulah, maka hubungan kasih kedua-dua Zainudin dan Hayati terpaksa diputuskan. Dianggap sebagai orang asing, kepulangan Zainudin di Ranah Minang tidak dterima sebagai anak negeri. Dia lalu pergi menetap di Kota Padang Panjang. Sura-surat Batipuh dan Padang Panjang antar kedua-dua anak muda itu melambangkan kesetiaan cinta mereka berdua.
           Sewaktu berada di Padang Panjang, Hayati menginap di rumah sahabatnya, Khadijah. Aziz, abang Khadijah tertarik dengan Hayati. Maka cinta Zainudin mendapat saingan. Kemiskinan Zainudin pada mulanya menjadi penghalang bagi Hayati untuk meneruskan cintanya dengan Zainudin. Dengan mendengar hasutan Khadijah, Zainudin dibuangnya jauh daripada rasa kasihnya. Zainudin pada masa yang sama, menerima harta dan kekayaan dari Mengkasar setelah ibu angkatnya, Mak Base meninggal dunia. Namun dalam surat lamarannya kepada Hayati, Zainudin tidak mengungkitkan hal dia sudah menjadi kaya-raya itu. Namun, Aziz lebih dahulu melamar Hayati. Lamaran Aziz diterima kerana dia dikatakan orang berkedudukan jika dibandingkan dengan Zainudin yang bukan anak Ranah Minang lagi miskin.
          Penolakan lamarannya membuat Zainudin hanya berputih mata pada saat itu. Muluk, anak wanita tuan rumah tempat dia menginap di Padang Panjang itu menjadi sahabat karib Zainudin. Muluk menjadi orang kepercayaannya. Hayati juga terpaksa menurut apa-apa sahaja kehendak orang tuanya dan cintanya kepada Hamid dikuburkan dengan segera.
          Zainudin yang jatuh melarat kerana menanggung hati setelah Hayati yang dia kasihi sudah menikah dengan Aziz, dinasihati Muluk agar melupakan masa lalunya dan membina kehidupan yang baru. Dengan usul Muluk, Zainudin berpindah ke Jakarta. Zainudin memulakan pekerjaan baru dengan menjadi seorang penulis yang berjaya dan akhirnya dia dan Muluk berpindah ke Surabaya. Kemahsyuran Zainudin juga kerana dia seorang hartawan yang dermawan.
           Kehidupan pasangan Aziz dan Hayati melarat hingga mereka berpindah ke Surabaya. Aziz yang bertabiat buruk sejak watu bujangnya tidak dapat mengawal rumah tangga dan akhirnya mereka berdua hidup miskin. Akhirnya, mereka terpaksa menumpang di rumah Zainudin. Kedua-duanya berasa malu atas hidup menumpang di rumah lelaki hartawan yang baik hati itu. Aziz hidup menganggur hingga saat itu.
          Aziz tanpa pengetahuan sesiapa meninggalkan Hayati di rumah Zainudin lalu peri ke Banyuwangi. Dia mengutuskan dua pucuk surat memohon maaf dan meminta agar Zainudin mahu menerima Hayati semula. Pesanan-pesanan dalam surat itu disusuli dengan kematian Aziz yang meragut sendiri nyawanya.
           Namun Zainudin enggan menerima Hayati apa lagi mendapat tahu bahawa Aziz telah membunuh diri. Keputusan Zainudin itu adalah kerana dendamnya kepada Hayati selama ini. Hayati lalu merajuk dan berangkat pulang ke Sumatera dengan menaiki kapal Van Der Wijck.
            Zainudin mula sedar kesilapannya setlah Hayati meninggalkan rumahnya. Dia sedar bahawa dia masih mengasihi Hayati. Zainudin lalu mahu meyusul Hayati setelah membaca surat peninggalan Hayati yang amat menyentuh hati kasihnya. Namun, tersebar sebuah berita bahawa “Kapal Van Der Wijck Tenggelam” dalam sebuah akhbar di Surabaya. Dari Tuban, Zainudin dengan diiringi Muluk bertemu dengan Hayati yang sedang dirawat di sebuah hospital di Lamongan. Namun, pertemuan itu adalah pertemuan kali bagi kedua-dua pasangan kekasih itu. Setelah dapat berbual beberapa ketika, Hayati menghembuskan nafasnya yang terakhir di dalam dakapan Zainudin.
           Kepergian Hayati dituruti Zainudin tidak lama kemudian. Muluk menguburkan jenazah Zainudin di sisi pusara Hayati.
(Sumber: Sumber: http://cikgumanaf.blogspot.com/2008/11/tenggelamnya-kapal-van-der-wijck-hamka.html)
                                                                                                      **********
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini berdasarkan sinopsis di atas!
1. Bagaimanakah perwatakan para tokoh?

NO.
Nama Tokoh
   Perwatakan Tokoh
Alasan/Bukti/Penjelasan/Contoh

1.
Zainuddin/Shabir




2.
Hayati




3.
Aziz




4.
Khadijah




5.
Muluk




6.
Mak Base







2. Tuliskan latar novel di atas
NO.
Macam Latar
Penjelasan/Bukti

a.
Tempat


b.
Waktu


c.
Suasana



3. Berikanlah pendapatmu terhadap kisah cinta tokoh-tokoh pada novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck tersebut!
 Bandingkan dengan kisah cinta pada masa/jaman sekarang!
   ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4.Tuliskan beberapa pesan/amanat yang dapat dipetik dari kisah pada kutipan novel di atas!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

5.Buatlah sinopsis dari salah satu novel Angkatan 20-an atau Angkatan 30-an, jangan lupa menuliskan identitas buku.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Perjalanan Spiritual Sutardji Calzoum Bachri Berawal dari O Amuk Kapak

Puisi "Pengabdian Tanpa Titik"

Cerpen: Bumi Dipijak Langit Dijunjung